Pada beberapa kesempatan, Yesus mengatakan bahwa relasi kita dengan Allah adalah relasi antara anak dengan Bapanya yang begitu penuh kasih. Tetapi pada perikop hari ini Yesus memberi penekanan mengenai status lain dari relasi kita dengan Allah, yakni bahwa kita adalah hamba dan Allah adalah Tuan kita.
Dimana seorang tuan bebas memerintahkan apa saja kepada hamba atau budak-budaknya tanpa harus berbasa-basi dan mengucapkan terima kasih. Sementara seorang hamba yang telah menyelesaikan tugasnya hendaklah berkata : "Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan."
Bapak ibu sdr yang dikasihi Tuhan,
Baru-baru ini kita mendengar satu kabar yang sangat miris, dimana seorang pembantu/ART disiksa secara kejam oleh majikannya. Tetapi tentu samasekali bukan perlakuan semacam ini yang akan diberikan oleh tuan kita yakni Allah Bapa kepada kita para hambanya. Sebaliknya justru kasih tak terbataslah yang diberikanNya kepada kita. Lantas apa yang dimaksud oleh Tuhan Yesus tentang relasi tuan dan hamba?
Ucapan yang diberikan Yesus itu lebih ditujukan kepada sisi kita sebagai hamba kepada tuannya, dan bukan sebaliknya, yaitu supaya kita disamping merasa sebagai anak yang dikasihi Bapanya, kita juga sungguh menyadari bahwa sebagai hamba, kita harus benar-benar mematuhi apa yang diperintahkan oleh tuannya. Selain itu juga bahwa kita tidak bisa menuntut dan apalagi memaksa untuk diberi ucapan terima kasih ataupun timbal balik atas apa yang telah kita lakukan bagi tuan kita.
Seberapa seringkah kita merasa kecewa atau bahkan marah ketika Allah belum juga mengabulkan doa-doa permohonan kita? Padahal kita merasa bahwa kita telah rajin ke gereja, rajin berdoa, dan juga telah melakukan banyak kebaikan kepada sesama? Jangan sekali-kali kita menuntut dan apalagi memaksa agar Allah menuruti kemauan kita. Bahwa Allah harus menyetujui barter yang kita tawarkan. Tentu kita tidak menuntut dan memaksa dengan perkataan, tetapi sikap dan perbuatan kita yang melanggar perintah Allah dan meninggalkanNya, menunjukkan bahwa kita kecewa dan tidak puas kita telah dalam tanda kutip "menuntut dan memaksa" Allah mengikuti kemauan kita. Ingatlah Sabda Tuhan Yesus hari ini bahwa kita harus merasa sebagai hamba-hamba yang tidak berguna, meski sejatinya di hadapan Allah, kita begitu sangat-sangat berharga. Hingga Ia mengutus PuteraNya yang tunggal untuk menebus kita dengan darahNya. Inilah barter yang harus selalu kita ingat. Yakni bahw bahwa Allah telah menciptakan kita serupa dengan diriNya sendiri, Tuhan telah serahkan nyawaNya bagi kita, bahkan Allah telah mengutus Roh KudusNya untuk menyertai sepanjang hidup kita, maka apa pun yang kita persembahkan bagiNya tak akan ada yang sebanding dengan cintaNya itu.
Semoga Firman Tuhan hari ini memberi kesadaran bagi kita dalam menempatkan diri di hadapan Allah, dan sungguh berserah atas segala penyelenggaraanNya bagi hidup kita. Karena sesungguhnyalah kita telah mengetahui betapa besar kasihNya bagi kita, bukan sebatas dalam hidup yang fana ini, melainkan terlebih dalam kehidupan abadi. Berkah Dalem.
*****
Lukas 17: 7-10
"Siapa di antara kamu yang mempunyai seorang hamba yang membajak atau menggembalakan ternak baginya, akan berkata kepada hamba itu, setelah ia pulang dari ladang: Mari segera makan!
Bukankah sebaliknya ia akan berkata kepada hamba itu: Sediakanlah makananku. Ikatlah pinggangmu dan layanilah aku sampai selesai aku makan dan minum. Dan sesudah itu engkau boleh makan dan minum.
Adakah ia berterima kasih kepada hamba itu, karena hamba itu telah melakukan apa yang ditugaskan kepadanya?
Demikian jugalah kamu. Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata: Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan."
*****
No comments:
Post a Comment
Salam kenal...