Suatu ketika ada seseorang yang berdoa seperti ini, "Ya Tuhan aku bersyukur kepadamu karena selama ini aku selalu berbuat baik. Aku tidak pernah mencuri, aku tidak pernah mabuk-mabukan, aku tidak pernah berzina, sebaliknya aku selalu berderma. Apa yang kita rasakan dari kalimat doa yang semacam ini?
Doa ini kelihatannya bagus karena diawali dengan ucapan syukur. Akan tetapi kalau kita cermati ternyata isi doanya hanya tertuju pada dirinya sendiri. Isi doanya sejatinya tidak ada kaitanya dengan Allah. Meskipun dia berkata, "Ya Allah aku bersyukur..," tapi di sana seolah Allah tidak berperan apa-apa. Bahkan Allah tidak terlihat berperan memberi kekuatan, tidak mengutus Roh Kudus untuk mengingatkan, dan lain sebagainya.
Doa semacam ini hanya doa yang membanggakan dirinya sendiri. Dia hanya memberi laporan kepada Allah bahwa dia tidak melakukan dosa-dosa dan bahwa dia sudah berderma. Kalimat ini terasa seperti bahwa itu semua karena kekuatannya sendiri. Jadi, seperti dia tidak memerlukan pertolongan dan pebyertaan Allah.
Doa semacam ini adalah doa yang sombong. Dan doa semacam ini berpotensi untuk menjerumuskan dirinya sendiri karena dia akan menuntut kepada Allah suatu timbal balik. Dia akan menuntut kepada Allah untuk membarter segala kebaikannya dengan pahala atau keinginan yang diharapkannya. Dan ini bisa menimbulkan rasa marahnya jika pahala tersebut tidak didapatkannya. "Bagaimana sih Allah ini? Padahal saya kan sudah berbuat banyak kebaikan dan sudah menghindari banyak keburukan, tetapi mengapa keinginan saya belum tercapai juga?"
Akhirnya doa yang sombong semacam ini juga akan terwujud dalam sikap hidupnya terhadap sesama. Jika kepada Allah saja dia sombong, apalagi kepada sesama! Maka dalam pergaulan bermasyarakat dia pun akan meninggikan dirinya sendiri dan sebaliknya memandang rendah orang lain, bahkan mungkin akan menguasai atau bahkan menindas orang lain.
Dewasa ini kita banyak melihat di berbagai media sosial kesombongan-kesombongan semacam itu. Apakah dalam bentuk postingan ataupun dalam berbagai komentarnya. Di sana seringkali kita melihat orang-orang yang merasa diri paling benar dan kemudian menyalahkan atau menghina orang di pihak yang lain. Termasuk juga menghujat agama lain. Mereka merasa bahwa agama mereka paling benar namun parahnya kemudian menghujat yang beragama lain. Ada pula yang merasa paling saleh lalu menghakimi yang lain.
Itulah sebabnya mengapa orang yang berdoa dengan sombong seperti di atas tidak dibenarkan oleh Tuhan.
Kebalikan dari doa semacam itu adalah doa yang diucakan dengan rendah hati semacam ini, "Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini."
Perkataan seperti ini apalagi disertai dengan sikap doa yang sungguh dengan penuh penyesalan menunjukkan bahwa ada kebergantungan dia kepada Allah. Dan dia sungguh merasa bersalah kepada Allah. Allah Adalah fokus utamanya. Allah adalah pusat ketika dia berdoa. Dia mohon belas kasih Allah menunjukkan bahwa dia tidak dapat hidup tanpa belas kasih Allah. Maka doa yang penuh dengan kerendahan semacam ini adalah doa yang didengarkan oleh Tuhan. Karena itu barangsiapa meninggikan dirinya ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri ia akan ditinggikan.
Itulah sebabnya, mengapa dalam liturgi ekaristi di gereja selalu diawali dengan doa tobat. Berkat Tuhan menyertai kita semua. Amin.
*******
Lukas 18: 9-14
Dan kepada beberapa orang yang menganggap dirinya benar dan memandang rendah semua orang lain, Yesus mengatakan perumpamaan ini:
"Ada dua orang pergi ke Bait Allah untuk berdoa; yang seorang adalah Farisi dan yang lain pemungut cukai.
Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini: Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga seperti pemungut cukai ini;
aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku.
Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini.
Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah dan orang lain itu tidak. Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan."
No comments:
Post a Comment
Salam kenal...